Jumat, 05 November 2021

SEKILAS SEJARAH BERDIRINYA PONDOK PESANTREN AN-NUR PAKEL MONTONG TUBAN

PONDOK PESANTREN AN - NUR PAKEL MONTONG TUBAN JAWA TIMUR

Pondok Pesantren Annur Pakel Terletak di sebelah selatan kota Tuban yang berjarak kurang lebih 25km dari pusat kota Tuban , jika dari Tuban Kota ke arah barat menuju kecamatan merakurak ,dari pasar merakurak ke arah selatan lurus menuju kecamatan montong setelah nyampai di desa pucangan tepatnya di perempata pucangan belok kiri (selatan) ke arah desa pakel setelah nyampai masjid Nurul Huda Pakel ke arah barat sekitar kurang lebih 100 meter dari masjid Nurul Huda Desa Pakel lihat Papan Nama Pondok Pesantren An-Nur di sebelah Kanan Jalan Jika dari masjid Pakel

Ponpes An-nur Pakel berawal dari Pesanggrahan keramat atau mushola kayu yang didirikan oleh K.H. Iskandar Yusuf pada tahun 1977, yang digunakan sarana belajar mengaji oleh warga sekitar, lambat-laun santri yang belajar mengaji semakin banyak, sehingga pada tahun 1983 dibangunlah sebuah mushola.

 

Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1993 K.H. Muhammad Rif’an atau menantu K.H. Iskandar Yusuf, mulai merintis Madrasah Diniyah, hingga pada tahun 2005 santri semakin banyak dan pada tahun 2006, dimulai pembangunan gedung asrama, untuk menampung para santri mukim dan  berkembang pesat sampai saat ini



 KH MMoh Rif'an Beliau merupakan  alumnus Ponpes matholi’ul Huda Kajen, di bawah asuhan Kyai Mujazin Haramain selama 7 tahun, dan 6 tahun di Ponpes Al Anwar sarang yang diasuh oleh K.H. Maimun Zubair atau Mbah Moen .

Pondok pesantren An-nur saat ini mempunyai 4 gedung asrama berlantai 2 dan 3 dengan jumlah santri putra putri mukim 220 dan 643 santri non mukim, dengan jumlah keseluruhan santri mencapai 863 santri, dan saat ini masih dalam proses pembangunan 2 Gedung asrama baru 3 lantai, 1 Gedung aula dan ruang kelas berlantai 3


 Pondok pesantren An-nur saat ini mempunyai pendidikan formal unggulan SMP Plus An-nur dan SMA Plus An-nur, sekolah unggulan yang berbasis pesantren, yang mana didalamnya memadukan antara kurikulum Pendidikan nasional dengan kurikulum pesantren, terdapat program:

·     kelas tahfidzul Qur'an atau penghafal Alquran dengan presentasi pembelajaran 60% Alquran 40% mata pelajaran umum. 

·     kelas muhadloroh atau kitab salaf dengan presentasi pembelajaran 60% kitab Salaf 40% mata pelajaran umum.

Pondok pesantren An-nur juga memiliki pendidikan non-formal, diantaranya :

Ø      tahfidzul Qur'an Bil ghoib dan bin nadhor

Ø      Taman Pendidikan Alquran atau TPQ

Ø      Madrasah Diniyah Ula, wustho dan Ulya

Ø      majelis taklim


 Juga memiliki kegiatan ekstrakurikuler diantaranya:

üSeni qiro’ah

üSeni kaligrafi

ükhitabiyah

üPramuka

üSeni hadrah

üSeni bela diri

 

kerajinan 

kajian kitab kuning

setoran muhadhoroh






PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK BANGSA

Pendidikan Karakter untuk Bangsa

Apel Pagi Sebelum KBM
Santriwati Ponpes AN-NUR Pakel Montong Tuban

Pendidikan karakter di Indonesia dibincangkan belakangan ini terkait dengan maraknya perilaku pejabat publik yang menyelewengkan kewenangnya. Korupsi, makelar kasus, penyuapan, dan perilaku menyimpang lainnya ditengarai akibat tidak terbangunnya karakter di kalangan mereka. Pendidikan karakter diharapkan bisa menjadi pemecah persoalan yang                                                                                                         melanda bangsa ini.

Pendidikan karakter harus dijadikan antisipasi generasi yang akan datang agar terputus dari perlaku dan tindakan para pendahulunya dalam melakukan berbagai penyelewengan di negeri ini. Dengan pendidikan karakter, diharap mereka tercegah dari perilaku korupsi, praktik politik yang tidak bermoral, bisnis yang culas, penegakan hukum yang tidak adil, dan sebagainya.

            Kesadaran akan pembentukan karakter yang baik dan benar merupakan kecenderungan global, bukan hanya di Indonesia. Di banyak tempat, masyarakat dunia membicarakan tentang karakter yang dikaitkan dengan kemanusiaan dan bahkan dengan perdamaian dunia. Belakangan ini, kita pun telah disibukan dengan membicarakan pendidkkan nilai (values education). Konsep utamanya adalah bahwa sains yang diajarkan kepada para siswa tidak boleh bebas nilai. Pendidikan nilai, secara ideologis, diproyeksikan untuk menandingi ideologi pendidikan positivisme yang menyatakan bahwa sains adalah bebas nilai (value-free).

            Pengembangan dari konsep pendidikan nilai, tahun 1994 sistem pendidikan kita mengembangkan sistem pengajaran yang menyatupadukan antara ilmu-pengetahuan-teknologi (Iptek) dan iman-takwa (imtak). Istilah iptek dan imtak begitu popular di masyarakat pendidik di negeri ini. Sistem pengajaran iptek-imtak “merekomendasikan” agar pendidikan agama disisipkan ke dalam mata pelajaran umum. Berbagai buku pedoman disusun untuk pelaksanaan sistem pengajaran yang memadukan antara Iptek dan Imtak. Ribuan guru ditatar untuk melaksanakan pengajaran yang bermuatan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan. Sekolah didorong agar menyediakan sarana dan lingkungan bagi para siswa untuk mengembangkan kesadaran akan nilai-nilai agama.

            Perjalanan pendidikan nilai dikembangkan telah belasan tahun, sampai sekarang. Namun, apakah pendidikan nilai berhasil membentuk perilaku yang baik dan benar bagi para siswa dan bangsa ini? Faktanya, belum. Perilaku bangsa ini tetap masih lepas kendali dan semakin berani melakukan tindakan penyelewengan (korupsi) di berbagai bidang.

Pendidikan karakter tidak memandang bahwa pembangunan nilai etika sebagai “proyek temporer”, melainkan sebuah upaya berkelanjutan dan terus-menerus. Pendidikan karakter menempatkan tradisi religius dan budaya sebagai jangkar perilaku dan pembentukan sikap dan sifat. Pendidikan karakter meyakini bahwa manusia yang memiliki religiusitas dan komitemen kebudayaan akan semakin termotivasi untuk menjadi agen perubahan dalam masyarakat, komitmen pada kebaikan, bertanggung jawab atas penghargaan hidup orang laindan mampu menghindar dari konflik interest pribadi.

Pendidikan karakter merupakan keseluruhan proses pendidikan yang dialami peserta didik sebagai pengalaman pembentukan kepribadian melalui memahami dan mengalami sendiri nilai-nilai, keutamaan-keutamaan moral, nilai-nilai ideal agama, nilai-nilai moral Pancasila, dan sebagainya. Meskipun lingkungan sekolah berperan kuat dalam pendidikan karakter, peran orang tua, masyarakat, dan negara tidak kalah penting. Nilai-nilai kebaikan dan keujuran, sebagai bagian drai pendidikan karakter, tidak akan bisa terealisasi menjadi karakter individu jika tidak pernah dipraktikkan di rumah dan di masyarakat.

Pendidikan merupakan aktivitas kebangsaan yang didasarkan pada tuntutan agama dan konstitusi, setidaknya menurut keyakinan agama Islam. Selain itu, pendidikan merupakan universal kebudayaan yang terjadi di setiap sistem sosial masyarakat di dunia. Sebagai universal kebudayaan, pendidikan memunculkan ragam bentuk dan pola yang memiliki kekhasan masing-masing.

Pendidikan di Indonesia harus diarahkan untuk pembangunan karakter bangsa dan penciptaan kesejahteraan masyarakat. Pendidikan harus memberikan ruang dan peluang terbuka untuk setiap elemen bangsa, sehingga harus diupayakan dapat terakses setiap lapisan masyarakat.




                                                        BY:  AINUL YAKIN

Featured Post

Menguatkan Literasi Digital di SMP Plus An-Nur :  Memperkenalkan 4 Pilar Utama untuk Generasi Digital yang Cerdas Montong, 5 November 2024. ...